Hari ini benar – benar tiba. Langit tiba-tiba muram. Seakan mengajakku untuk turut memuramkan wajah bersamanya. Tak lama langitpun menangis. Menangis dengan derasnya. Aku tetap menyusuri langkahku. Ku lawan derasnya langit yang sedang menangis. Begitupun hatiku. Namun aku berusaha untuk tidak menumpahkannya walaupun tak akan ada yang tau selain diriku sendiri dan Rabbku. Aku terus menyusuri luasnya bumi ini dengan langkah yang di setiapnya selalu terngiang akan sosoknya. Sosok yang melarangku untuk muram apalagi bersedih saat hari ini tiba. Hari ini, Jum’at, 23 September 2016. Allah mulai membentangkan kembali jarak antara aku dengannya. Ya, dengan seseorang yang beberapa tahun lalu kerap ku inisialkan sebagai ‘Bintang’. Dia berhijrah untuk menggapai salah satu impian terbesarnya nan jauh disana. Terpisahkan oleh samudera dan benua ciptaanNya. Lagi-lagi hati dan pikiran tak bisa kusinkronkan. Pikiranku mengatakan “kamu harus mendukungnya”, namun hati masih merasa berat kar...
Aku bahagia menulis dengan cinta. Sebab tangan ini dituntun oleh Sang Maha Cinta. Berhubung menulis adalah hal yang mempunyai channel khusus dengan Allah, maka selalu ada do'a setiapnya. Ahlan wa sahlan :)