Hari ini benar – benar tiba. Langit tiba-tiba muram. Seakan mengajakku untuk turut memuramkan wajah bersamanya. Tak lama langitpun menangis. Menangis dengan derasnya.
Aku tetap menyusuri langkahku. Ku lawan derasnya langit yang sedang menangis. Begitupun hatiku. Namun aku berusaha untuk tidak menumpahkannya walaupun tak akan ada yang tau selain diriku sendiri dan Rabbku. Aku terus menyusuri luasnya bumi ini dengan langkah yang di setiapnya selalu terngiang akan sosoknya. Sosok yang melarangku untuk muram apalagi bersedih saat hari ini tiba.
Hari ini, Jum’at, 23 September 2016.
Allah mulai membentangkan kembali jarak antara aku dengannya. Ya, dengan seseorang yang beberapa tahun lalu kerap ku inisialkan sebagai ‘Bintang’. Dia berhijrah untuk menggapai salah satu impian terbesarnya nan jauh disana. Terpisahkan oleh samudera dan benua ciptaanNya. Lagi-lagi hati dan pikiran tak bisa kusinkronkan. Pikiranku mengatakan “kamu harus mendukungnya”, namun hati masih merasa berat karena ditinggalkan.
Tidak. Apapun keadaannya aku tak boleh muram apalagi sampai menumpahkan air mata lagi hari ini. Bagaimanapun caranya, aku harus selalu memberikan support kepadanya tanpa rengekan sedikit apapun. Aku tak mau memberatkan langkahnya.
Karena hari ini akan menjadi hari yang tak akan kulupakan seumur hidupku. Hari yang merupakan awal dari perjuangan lahir bathin yang akan kami hadapi. Aku tak mau memulainya dengan kesedihan. Aku ingin memulainya dengan senyuman ikhlas untuk melepas kepergiannya. Aku hanya ingin tersenyum dihadapan semua orang. Juga membuatnya tenang.
Ku tau hanya raga yang terpisah, tidak dengan hati. Dia terpatri dalam sanubariku dan aku yakin juga sebaliknya. Aku yakin jika aku bisa melewati segala aral melintang di 5 tahun kedepan dengan baik, begitupun dirinya. Aku akan membuktikan bahwa masa depan yang indah bersamanya itu bukanlah sekedar angan-angan belaka. Dan fase inilah yang harus aku dan dia jalani demi itu semua. Agar kalimat ‘se-hidup se-surga’ kelak bisa diraih. Bahagia dunia akhirat pun diridhoi oleh Sang Pencipta.
Kekuatan dari Allah yang selalu aku dambakan. PenjagaanNya yang selalu aku harapkan. Tak ada lagi tempatku untuk berserah diri kecuali Sang Khaliq. Tempatku memohon agar senantiasa menjaga seseorang yang aku cintai itu dimanapun berada. Menuntun setiap langkah hijrahnya demi meraih ridho Allah. Serta aku juga memohon perlindungan dari segala hal yang membuat hatinya terluka lagi, karena aku. Amiin.
"Kepadamu yang kucinta
Aku titipkan cintaku kepadamu
Bawalah kemanapun kau pergi
Aku ingin selalu dipelukanmu lewat untaian do’a
Kepadamu yang kucinta
Berjanjilah kau pergi untuk kembali
Aku pun berjanji akan selalu menjaga hatimu"
Malang, September 24th 2016
Komentar
Posting Komentar