Pagi itu, aku pulang dari asrama.
Badanku panas tinggi, menggigil, bahkan berjalan saja aku harus dipapah oleh teman sekamarku, Chika dan Ima.
Mama dan papa menjemputku di bawah. Kemudian pergi menuju salah satu dokter yang masih buka walau akhir pekan.
Thypus menyerangku untuk yang ke 3 kalinya dalam 17 tahun hidupku.
Malamnya, seorang asisten dokter itu datang ke rumahku dan menyulap kamarku menjadi kamar rumah sakit. Akhirnya aku diinfus lagi. Aku tak bisa makan. Perutku selalu menolaknya.
Allah. Hamba jenuh.
Entahlah. Rasanya untuk berhusnudzon pada takdirNya sangat sulit. Aku benar-benar down.
Kuraih earphone dan mulai mendengarkan lagu-lagu mellow kesukaanku.
Dan, aku memutuskan untuk berkirim kabar padanya.
Dia. Ah, apa kabarnya dia? Rasanya sudah lama sekali dia tak tersapa oleh mata.
"Hai:'("
Kuselipkan emoticon yang sesuai dengan apa yang sedang aku rasakan saat itu.
"Nangis??". Balasnya tak lama kemudian.
"Fotonya kenapa?". Dia lantas menanyakan
profpic di WA ku saat itu.
"Itu tanganku".
"Kok kayak bekas suntikan, ya?"
Iya, bintang. Benar. Kau memang tak pernah salah.
Akhirnya kubalas dengan foto tangan kananku yang barusan diinfus. Dan memberinya caption : aku sakit.
"Sakit apa? Kok sampe diinfus gitu?'. Tanyanya.
Lantas aku bercerita padanya malam itu. Layaknya teman yang sudah akrab bertahun-tahun. Dengan mudahnya aku meluapkan semua yang kurasakan saat itu.
Dia bertanya tentang penyakit itu, penyebabnya, dan sebagainya.
"Orang sakit itu Insyaallah akan diangkat derajatnya oleh Allah. Asalkan tidak mengeluh berlebihan".
Ya Allah. Hambamu yang satu ini memang luar biasa. Rasanya, setiap kata yang terungkap selalu memberikan ketenangan bagi siapapun. Termasuk aku.
"Insyaallah". Jawabku singkat.
"Syafakillah syifa'an 'ajilan."
"Amiin Ya Rabb".
Aku pun berpamitan untuk beristirahat karena waktu telah larut malam.
----------
"Fi!"
"Suara itu membuyarkan lamunanku pagi ini ........
(To be continued)
قال الفقيه أبوا الليث رحمه الله تعالى : من حفظ على سبع كلمات فهو شريف عند الله تعالى و الملائكة و يغفر الله ذنوبه و لو كانت مثل زبد البحر و يجد حلاوة الطاعة و يكون حياته و مماته خيرا Imam Al Faqih Abu Laits Rohimahullahu Ta’ala berkata : Barangsiapa yang menjaga 7 kalimat ini, maka ia termasuk orang yang mulia di sisi Allah SWT dan para malaikat. Allah pun akan mengampuni dosa-dosanya walaupun seluas lautan. Ia juga akan mendapatkan manisnya ketaatan. Serta hidup dan matinya ada dalam kebaikan الأولى أن يقول عند ابتداء كلّ شيء بسم الله “ Mengucapkan Bismillahirrohmaanirrohim ketika memulai segala sesuatu”. الثانية أن يقول عند فراغ كلّ شيء الحمد لله “ Mengucapkan Alhamdulillahi Robbil ‘Aalamin ketika selesai mengerjakan segala sesuatu”. الثالثة أن يقول إذا جرى على لسانه مالا يعنيه أستغفر الله “Mengucapkan Astaghfirullaahal ‘Adzim jika lisannya mengucapkan kata yang tidak dikehendaki”. الرابعة أن يقول إذا أراد فعلا إن شاء الله “Mengucapkan Insyaa Allah ketika ingin...
Komentar
Posting Komentar